Archive for November 2016

Gue dan Pneumonia

Kembali ngeblog! 'Ssshuuuuhh!! Ssshuuuuhh!!', ngusir gelandangan yang lagi tiduran di beranda Blog.

Gue minta maaf akhir-akhir ini.. gue perjelas.. bulan-bulan terakhir ini gue sibuk banget  dengan kerjaan di dunia nyata. Sibuk dengan kerjaan, bimbingan, client, belum lagi kerjaan di rumah. Gue gak bakal berhenti nulis, kok. Meski begitu gue juga gak bisa janji bakal ngebuat postingan rutin, tapi untuk urusan yang satu ini (ngeblog) bakal gue usahain untuk tetap komit.

Jadi, dari banyak hal yang gue lakukan belakangan ini, gue sempatin untuk refresh sejenak kerumah orang tua gue di seputaran Kampung Satu. Nostalgia. Entah kenapa gue jadi kepengen aja mencari potongan-potongan cerita masa lalu yang telah gue alami.

Ada album tua yang menjadi tujuan gue menyambangi rumah dimana gue tumbuh kembang tersebut. Dari tumpukan album tua yang ada, gue harap ada sedikit cerita yang bisa gue dapat dan gue ceritakan kembali pada anak cucu gue kelak. Ada satu album yang membuat gue tertarik.. sebuah album yang usang tentang potret diri gue.

Ini foto gue ambil pake kamera hape yang masih
cupu, nanti gue re-upload yang rada bagusan.
Btw, ini gue waktu umur 3 atau 4 tahun ya? lupa.
Seorang bocah umur 3 tahun sedang memperagakan pose terbaiknya di depan kamera jadul. Tubuhnya kurus, tampak seperti bocah kekurangan gizi lagi cacingan yang sudah terbiasa nyabu. Posenya kaku seakan dipaksa bergaya, berdiri dengan kedua tangan memegang pinggang. Sorot mata yang cekung dan terlihat lemah. Jelas sekali, bahwa anak ini tengah berjuang untuk hidup.

Gue adalah bocah dalam foto itu. Bocah yang pada saat itu menderita Pneumonia - paru-paru basah. Buat yang belum tau, paru-paru basah adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus atau jamur. Meski sebagian orang yang terinpeksi paru-paru basah ini sembuh, bukan tidak mungkin hal ini juga bisa berujung pada kematian. Bahkan di AS saja, penyakit ini termasuk dalam daftar Top Six penyebab kematian, 4juta kematian per tahun di dunia.

Gue gak begitu ingat apa saja gejala-gejala yang gue alami saat mengidap penyakit itu. Yang gue inget, gue gampang banget capek. Lari-larian, main robot-robotan, bahkan untuk berdiri aja gak sampai 5 menit gue udah capek. Selain itu gue juga sesak nafas, bahkan yang sangat gue inget adalah gue gak bisa tidur dengan berbaring, gue tidur dalam posisi duduk.

Gue semakin sulit bernafas ketika berbaring, entah ini wajar atau gak tapi itulah yang gue alami. Alurnya selalu sama setiap harinya, gue memulai untuk tidur berbaring di malam hari dan paginya gue terbangun dalam posisi duduk. Mungkin tubuh gue bertindak diluar kesadaran gue, mencari posisi yang sedikit lebih nyaman untuk bernafas.

Kalo diinget, pengobatan yang udah gue lalui juga beragam. Dari yang masuk akal sampai diluar nalar. Gue pernah dipaksa minum puyer cina yang cara minumnya gak pake air. Puyer itu harus gue telan dan membiarkannya larut oleh air ludah dan turun perlahan ke tenggorokan. Pahitnya melebihi obat sakit kepala, belum lagi karena bentuknya puyer bisa mengakibatkan tersedak. Puyer itu harus diminum selama 6 bulan tanpa satu haripun tidak meminumnya. Jika ada satu hari saja tidak meminumnya atau memuntahkannya, gue harus menambah 6 bulan lagi untuk melanjutkan pengobatan. Gue yang berumur 3 tahun waktu itu udah menjalani metode pengobatan seperti itu.

Pengobatan yang masuk akal seperti berobat di rumah sakit juga udah kelewat sering. Mungkin saking seringnya, dokter dan suster udah bosen ngeliat gue. Pengobatan gue di rumah sakit pun gak kalah dari dengan gue meminum puyer cina. Belum lagi biayanya, rawat inap, berobat jalan, dan obat-obatan gak ada yang murah, waktu itu pun belum ada BPJS. Mengingat hal ini, gue jadi merasa bersalah dengan orang tua gue.

Gue masih inget gambaran wajah Nyokap waktu memberi minum gue puyer cina. Wajahnya sarat akan kesedihan, sedikit air mata tergantung pada kelopak matanya, namun bibirnya tersenyum berharap setiap obat yang gue teguk memberi kesembuhan. Gue masih inget juga raut wajah yang gelisah setiap mencoba membuat gue terbaring lagi ketika tubuh gue dengan sendirinya terbangun, duduk ketika gue tidur. Bahkan bubur yang disuapkan Nyokap ke gue terasa lebih asin, gue perhatikan pada wajahnya ada jejak air mata yang jatuh tertinggal di pipinya.

Bokap pun juga punya peranan sendiri. Gaji yang dia terima di tempat kerja tidak seberapa besar, untuk itu dia melakukan pekerjaan lain untuk mencari penghasilan tambahan. Dia turun kerja semakin pagi dan pulang di malam hari ketika gue udah tidur. Dia akan membangunkan  gue sekedar untuk menyuruh gue untuk memakan sate yang dia bawa. Dia memaksa dan membiarkan gue menghabiskan sate itu sendirian. Sate itu adalah sate terenak yang pernah gue makan sepanjang hidup gue, sate yang didalamnya ada pengorbanan seorang ayah.

Gue pun menyadari dan menyesal, mungkin seperti kalian yang membaca postingan ini, kita telah banyak menyakiti orang tua kita. Dari omongan, tingkah laku, bantahan atau mungkin ada yang membenci mereka. Gue cuman mau bilang, saat kita berada pada titik terendah dalam hidup kita, apapun itu seperti karir, kesehatan bahkan nasib, ingatlah ini.. ada mereka yang siap menyeka air matamu dan terus berjuang untuk mengangkatmu kembali.

Gue waktu umur 6 tahun, disini gue udah
sembuh dari Pneumonia
Bersamaan dengan gue menutup album tua itu, gue mau mengajak kalian untuk mengingat pengorbanan orang tua kalian. Mereka tidak menuntut apa-apa, tapi sebagai anak ya kita harus membalasnya. Bukan dengan materil, tetapi dengan menjaga ucapan, perbaiki tingkah laku, berbakti, dan terus berusaha untuk sukses di segala bidang, itu adalah balasan terbaik yang bisa kalian usahakan.

Disisi lain, gue sekarang udah sembuh dari Pneumonia, tepatnya saat gue berumur 5 tahun, gue divonis sembuh. Gue mau meralat kata-kata gue bahwa gue adalah bocah yang berjuang untuk hidup, tepatnya gue adalah seorang bocah yang memiliki orang tua hebat yang dengan cintanya telah memperjuangkan gue untuk tetap hidup.

Sekian dulu postingan ini, nanti gue akan buat postingan sendiri tentang beberapa hal yang mungkin bisa dibedah lagi melalui postingan ini. Tetap berpikiran positif ya, guys! And keep moving forward! See yaa.
Wednesday, November 30, 2016
Posted by Unknown

Sobat Asik ke

Powered by Blogger.

- Copyright © ACG - asikcarague -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -