Posted by : Unknown Wednesday, May 7, 2014

Entah kenapa malam ini gue gelisah. Gue gak tau apa yang sebenarnya terjadi dengan diri gue, rasanya terlalu cepat dan mengganjal di hati. Dalam kamar gue yang sempit ini, terasa lebih asing. Cahaya bohlam terasa lebih menyilaukan dari biasanya dan udara yang bergerak masuk melalui celah sempit terasa menyakitkan jika dihirup.

Dalam kegalauan tanpa arti yang jelas ini, gue berharap ada yang menyalakan lentera di sisi hati yang tiba-tiba meredup.

Apakah ini biasa? Seperti perkataan temen SMP gue dulu yang tanpa sebab menangis haru di kelas, 'gak tau, aku gak tau, aku rasanya pengen nangis'. Yang diakuinya, tak ada sebab logis sebagai alasan dari tiap tetes air matanya yang jatuh. Gadis hitam manis itu sungguh aneh. Yah, dia menangis untuk sesuatu yang dia sendiri pun tidak tau penyebabnya.

Dan ini sama dengan apa yang gue rasakan sekarang. Seakan tak akan ada lagi hari esok, seakan dunia berakhir di detik-detik terakhir postingan ini, seakan hidup terasa sangat sulit untuk dipertahankan. Yah, gue ngerasain itu malam ini, sangat terasa.

Hal itu membawa gue untuk mencoba mengingat kembali pada hari kelahiran gue. Bagaimanakah wajah gue saat itu? Apakah tangisan pertama gue gak mengganggu pasien di sebelah?

Sampai akhirnya gue pun hidup untuk beberapa waktu dan mengantarkan gue sampai balita. Paru-paru gue lucu, tak ada masalah saat itu pagi, siang dan sore. Namun saat malam, terasa sesak dan menyakitkan. Yang gue ingat gue selalu dalam posisi duduk saat tertidur. Apakah gue akan bisa bertahan dalam kehidupan yang hampir berhenti di usia gue saat balita?

Nyatanya gue bertahan sampai detik ini dan itu semua mungkin karena keajaiban.

Apakah Tuhan masih ingin melihat usaha gue, atau sekedar membuktikan kuasaNya? Hal tersebut tak ada beda, karena yang gue rasa saat itu karena sentuhan, sambutan dari pintu keajaiban. Pintu yang memberi gue kesempatan mutlak untuk.. hidup lebih lama.

Gue gak ngerti tentang apa itu keajaiban, sekalipun gue pernah merasakannya. Tak ada yang memiliki jawaban pasti atas ketidaktahuan gue akan keajaiban. Semua berakhir dengan mono, keajaiban adalah jalan untuk membuat lo lebih menghargai hidup. Apa itu benar?

Cobalah berhenti sejenak untuk memandang langit malam berbintang. Bintang dan bulan sangat akur, indah dalam kebersamaan. Meski langit tak harus cerah, berawan pekat menutupi pemandangan itu, apakah itu berarti bulan dan bintang juga ikut hilang? Nyatanya gak seperti itu, bulan dan bintang tak pernah hilang bersama awan pekat. Mereka berada jauh di atas lapisan awan.

Gue menyadari keajaiban datang bukan lah dari sesuatu yang terlihat dan yang tertutup rapat seperti bintang, bulan dan awan pekat. Itu hanya siklus alam semesta yang sudah menjadi rutinitas. Lalu, dimana letak keajaiban itu? Gue belum menemukan jawabannya.

Pernah lo ngeliat album foto ketika lo masih bayi? Gue gak pernah. Yang gue tau hanya wacana dari orang tua gue. 'Kamu itu anaknya cengeng, lemah, penyakitan, namun tulus', seperti itulah yang mereka ucapkan. Apa itu hanya sekedar kata kiasan basi orang tua untuk membuat anaknya selalu tersenyum?

Jika lo ngeliat telapak tangan lo, lo akan ngeliat garis-garis tangan yang terukir di sana. Awalnya gue anggap itu adalah hal yang beda, namun ternyata gak. Itu adalah torehan waktu yang telah lo lalui ketika lo lahir, sampai dengan sekarang.

Lo bisa menganggap itu keajaiban, namun menurut gue itu hanyalah kondisi hidup yang lumrah dan semua orang pasti mengalaminya. Hal itu harus lo syukuri, namun hal itu belum cukup buat gue untuk mengerti keajaiban.

Hidup penuh dengan misteri, salah satunya keajaiban itu. Gue gak punya definisi baku tentang keajaiban, gak seperti Mario Teguh yang mungkin punya jawabannya. Ah, lupakan..

Yang bisa membuat gue mengerti mungkin karena cara keajaiban itu datang. Ada sesuatu yang memacu kehadirannya, mematikkan api untuk meluncurkan roket menuju singgasana keajaiban dan memaksanya turun kepada setiap orang yang dikasihi.

Gue meyakini rasa itu..

Rasa yang kuat, hebat, dan berbekas. Rasa yang lo tau itu apa. Rasa yang gue harap bisa memberi gue sekali lagi kesempatan di esok hari dan esoknya lagi. Gue semakin yakin, rasa itu lah yang akan membawa keajaiban buat gue.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Sobat Asik ke

Powered by Blogger.

- Copyright © ACG - asikcarague -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -